KARDUS AJAIB

Oleh : Ario Laksono, S.Pd

Belajar sejarah bagi siswa smk bisa dibilang menjenuhkan dan membosankan. Karakter siswa Saya pikir inilah yang saya harus saya rubah pola pikir mereka untuk tetap semangat mempelajari mata pelajaran sejarah.

Waktu menunjukan pukul 07.00 tanda waktu masuk bel sekolah berbunyi, para siswa mulai melakukan persiapan salah satunya doa dan menyanyikan lagu indonsia raya secara serentak. Kompak dalam irama dan lagu. Suasana pagi yang cerah, seolah membuat suasana sekolah bersemangat menyambut terangnya pagi hari. Siswa –siswa tertib berada di kelasnya masing-masing, saya pun bergegas bersama teman seperjuangan bersemangat untuk memasuki ruang kelas .yang pada saat itu sangat khidmat menantikan jam pelajaran pertama. Masuklah saya di ruang kelas yang pada saat penuh keceriaan.

“selamat pagi anak-anak”sapa saya

selamat pagi pak” jawab siswa serentak sambal tersenyum lebar

“bagaimana kabarnya hari ini”?

baik pak” jawab siswa.

Rupa-rupanya anak-anak mulai semangat dalam menyambut kedatangan saya..apalagi waktu di pagi hari merupakan waktu yang sangat tepat untuk belajar bersama mereka. Antusias mereka begitu besar tatkala apa yang saya rencanakan untuk belajar hari ini penuh kesenangan. Siswa pun juga begitu, juga telah menyiapkan segala property belajar hari ini.

“anak-anak hari tema pelajaran hari ini adalah tentang kerajaan islam di Indonesia” penjelasan saya.

“kalian ada yang tau peninggalan kebudayaan apa saja yang terdapat di Indonesia?” tanya saya

“saya tau pak, yaitu masjid ampel dan masjid demak” .

Baik betul sekali jawaban kalian nak”

 

Saya pun memulai pelajaran dengan memberikan pengantar tentang sejarah masuknya kebudayaan islam di Indonesia sehingga mereka antusias menyimak apa yang saya jelaskan. Dengan mata mereka yang terus menatap penjelasan saya, saya pun seakan diawasasi puluhan mata yang sangat tajam.

“Baik anak-anak, jadi gini setelah kita tahu latar belakang masuknya islam ke Indonesia, silahkan kalian membentuk kelompok sesuai yang telah bagi pada pertemuan kemaren” jelas saya

“baik pak”jawab siswa

 

Kebetulan pada pertemuan sebelumnya saya sudah membagi kelompok yang terdiri dari 6 orang, untuk mempelajari bab kerajaan islam di Indonesia. Kerajaan tersebut antara lain ada kerajaan samudera pasai, kerajaan demak, kerjaan banten, kerajaan gowa talo, kerajaan mataram islam dan kerajaan ternate dan tidore. Bagi mereka, nama-nama tersebut hanyalah sebuah nama kerajaan yang sudah sangat asing bagi mereka. Bisa dibilang belajar sejarah masa kini penuh kejenuhan bagi mereka.

 

Metode pembelajaran yang saya angkat pada pertemuan kali ini tidaklah dengan metode ceramah, namun metode dengan memanfaatkan limbah kardus yang dijadikan media presentasi mereka. Ini merupakan barang baru bagi anak-anak karena selama ini belajar sejarah hanya mendengar cerita cerita yang membuat mereka mengantuk dan terpejam dan tertidur. Kalau dengar pengalaman ini, saya ingat waktu menjadi siswa, ketika belajar sejarah..aduh mata ini terasa ngantuk dan tertidur pulas hahaha

 

Belajar pun dimulai dengan mereka

“anak-anak silakan membentuk dengan kelompoknya”

Saya lihat kerja tim mereka begitu luar biasa, ada yang bawa tongkat, kardus yang sudah diwarnai dan dibentuk sedemikian rupa.

“iya pak”jawab mereka.

Mereka begitu antusias membawa sebuah kertas dan pulpen menuju ke kelompoknya, langkah mereka bunyi gedebuk-gedebuk menuju ke kelompoknya masing-masing.

Mereka sudah membawa tongkat dan kardus yang telah di sulap sedemikian rupa sekaligus dihias menurut kesenganan mereka. rupa rupanya kegiatan belajar kali ini seperti pasar dengan kegiatan transaksi dengan medianya kardus.

Kardus yang mereka buat bukan kardus biasa tapi kardus yang penuh makna dan memberikan informasi.

Saya jelaskan bahwa metode pembelajaran ini adalah metode display. Papan display yang terbuat bahan dasar kardus  ini merupakan suatu tempat untuk menempatkan berita atau informasi yang ingin disampaikan kepada khalayak. Dari sinilah anak-anak menampilkan informasi melalui kertasi dipotong kemudian ditempelkan di papan display tersebut.

Cara kerja nya adalah masing-masing siswa berkumpul di kelompoknya masing-masing. Di kelompok tersebut terdiri dari 6 siswa. 3 siswa berkeliling mengunjungi kelompok yang lain sedangkan 3 siswa bertugas untuk tetap di papan display tersebut, untuk menjawab pertanyaan dari anggota kelompok lain yang mengunjungi.

 

Berbagai pertanyaan mereka ajukan kepada kelompok lain, begitu pula sebaliknya kelompok yang berada di papan display segera menjawab pertanyaan siswa.

Ya bisa dibilang suasana kelas  seperti pasar tradisional. Haha.. saya sampai ketawa sendiri, mereka seperti orang jualan dan tawar menawar satu sama lain. Kegiatan ini belum pernah saya jumpai sebelumnya.

 

Langkah mereka begitu semangat saling tukar pikiran saling tukar informasi

 

Dari sinilah pembelajaran yang benar benar melibatkan semua siswa..tidak ada siswa yang menganggur. Mereka saling mencari tahu informasi satu sama lain.kalau biasanya guru sebagai sumber informasi.kini siswa juga menjadi sumber dan media informasi tentang proses kegiatan pembelajaran.

 

Biografi penulis

Ario laksono, S.Pd, aktif mengajar sejak 2008 di smk pgri 3 bojonegoro, mulai 2014 mengajar di SMK Negeri 1 Bojonegoro. Mempunyai hobby yaitu olahraga dan membaca. Keinginan menulis sudah tersalurkan dan dimuat media majalah di smk1 dan beberapa saya posting di media sosial.